Di pasaran, Congyang dijual dalam dua jenis kemasan botol besar dan botol kecil. Label gambarnya khas yakni orang tua yang diapit oleh dua perempuan. Oleh karena itu pada labelnya ada tulisan “Cap Tiga Orang”.
Selain karena stigma lewat istilah ‘mabuk A Djong’, sejak awal Congyang lebih dekat pada industri daripada tradisi. Berbeda jika dibandingkan dengan peran sake bagi masyarakat Jepang atau contohnya di nusantara adalah sopi, minuman alkohol dari lontar, yang menjadi instrumen dalam berbagai upacara adat di Nusa Tenggara Timur.
Anggur merah memiliki kombinasi yang menarik dengan jenis makanan apa pun. Varietas anggur merah yang berbeda tersedia, yang dapat dipukuli dengan makanan yang dipilih secara acak.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, produk anggur ini sangat perfect untuk para penyuka minuman beralkohol yang memiliki rasa yang kuat. Namun, tetap memiliki rasa yang manis dan menyegarkan. Seperti namanya, produk ini memiliki warna putih yang jernih.
Anggur Ani menawarkan tiga varian rasa yang dirancang khusus untuk mencocokkan setiap momen istimewa:
Distribusi Congyang hanya terbatas di wilayah Semarang dan sekitarnya serta paling banyak dijajakan oleh warung tradisional. Ini membuat bagi penggemar Congyang dari luar daerah hanya dapat menikmatinya saat berkunjung ke Semarang atau dijadikan sebagai dapatkan info lebih lanjut buah tangan.
Setelah anggur merah disiapkan, mereka disimpan dalam beberapa wadah untuk penuaan. Namun, anggur ini disimpan dalam tong kayu ek tempat terjadinya penuaan.
We use cookies so that you can Provide you the very best practical experience on our website. By continuing to use This web site, you conform to our utilization of cookies.
We offer effortless, easy returns with a minimum of one particular absolutely free return possibility: no transport rates. All returns ought to adjust to our returns plan.
Selain itu, sebuah penelitian juga menyebutkan bahwa orang yang rutin mengonsumsi anggur dalam jumlah terbatas berisiko lebih rendah meninggal dunia akibat penyakit jantung atau strok.
Teguk demi teguk saya habiskan, manis terasa di lidah dengan sensasi rasa kecut yang muncul belakangan di ujung lidah, khas minuman fermentasi beras layaknya Brem.
Budaya minum muncul seiring dengan hadirnya ragam minuman fermentasi di Nusantara yang diyakini sebagai salah satu warisan kebiasaan nenek moyang.
Minuman ini memiliki rasa yang kaya dan juga kompleks, namun dengan keseimbangan manis dan asam yang sempurna.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pemerintah membuat kebijakan dengan memasukkan minuman ini dalam kategori minuman beralkohol golongan B, karena di dalamnya memiliki kandung alkohol sebesar 19.5%.